MAKALAH
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN
MENSTRUASI
DISUSUN OLEH :
NININ RATNA SARI ( 1230042 )
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ARTHA BODHI ISWARA
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan kemampuan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN MENSTRUASI”
dengan baik tanpa hambatan ,sehingga tepat pada waktu yang di jadwalkan.
Makalah ini di susun sebagai tugas untuk membantu mahasiswa perguruan tinggi dalam
mencapai mata kuliah GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami sebagai penulis berharap
semoga Allah memberikan pahala yang setimpal pada mereka yang telah memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal’Alamiin.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR
ISI............................................................................................................................. ii
BAB
1 PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1-2
I.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN......................................................................................................... 3
II.1 Pengertian Gizi....................................................................................................... 3-4
II.2 Menarke.................................................................................................................. 4-5
II.3 Menstruasi.................................................................................................................. 5
II.4 Diet Vegetarian.......................................................................................................... 6
II.5 Diet Rendah Lemak............................................................................................... 6-7
II.6 Gizi Seimbang Masa Menarke.............................................................................. 7-10
II.7 Pengaruh Status Gizi Pada Sistem Reproduksi....................................................... 10
II.8 Pengaruh Zat Gizi Pada
Fertilitasi...................................................................... 10-11
II.9 Zat Gizi Pendukung Fertilitas............................................................................ 11-12
II.10 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi............................................. 12-13
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 14
III.1 Kesimpulan............................................................................................................. 14
III.2 Saran....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. iii
BAB
1
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Gizi
adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah unsur yang
terdapat dalam makanan dan dapat memengaruhi kesehatan. Gizi adalah suatu
proses organisme menggunakan transportasi,penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.
Menarke adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan
ciri khaskedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi
remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia terjadinya
menarke, adanya keluhan-keluhan selam menarke maupun lamanya hari menarke.
Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh
rasa nyeri, kurang nyaman, dammengeluh perutnya terasa begah. Tetapi beberapa
remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi nutrisi
yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Brunner,
1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang
baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada
saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal yang
terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya
akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.
I.2 Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum
Mahasiswa
diharapkan dapat mengerti dan memahami teori- teori dalam memahami tentang“KEBUTUHAN STATUS GIZI DENGAN MENSTRUASI“
selama proses belajar mengajar, sehingga dapat menerapkan secara nyata dan
untuk menambah pengetahuan secara luas serta meningkatkan pemahaman tentang gizi
seimbang.
2.
Tujuan khusus
Mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Memahami
tentang hubungan status gizi dengan menstruasi
2. Memahami
tentang makanan yang mengandung gizi seimbang
3. Memahami
tentang pola hidup sehat
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
PENGERTIAN GIZI
Gizi
adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah unsur yang terdapat
dalam makanan dan dapat memengaruhi kesehatan. Gizi adalah suatu proses
organisme menggunakan transportasi,penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.
Namun
ada pendapat lain, gizi adalah zat-zat yang diperlukan tubuh yang berasal
dari makanan.
1. Makanan
Makanan
adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang
berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
2. Keadaan
gizi
Keadaan
akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan
zat-zat gizi tersebut, atau keadaaan fisiologi akibat tersedianya zat gizi
dalam seluler tubuh.
3. Status
gizi (nutrition status)
Ekspresi
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture
dalam bentuk variabel tertentu. Gibson (1990) menyatakan status gizi adalah
keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang
masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.
4. Malnutrition
(gizi salah, malnutrisi)
Keadaan
patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu
atau lebih zat gizi.
Ada
empat bentuk malnutrisi:
Under Nutrition : kekurangan konsumsi pangan secara
relatif atau absolut untuk periode
tertentu.
Spesific
Deficiency : kekurangan zat gizi tertentu,
misalnya kekurangan vitamin A, Fe,dan lain-lain.
Over
Nutrition
: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu.
Imbalance : karena disporsisi zat gizi.
5. Kurang
Energi Protein (KEP)
Adalah
seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu.
II.2 MENARKE
Menarke adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan
ciri khaskedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi
remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia terjadinya
menarke, adanya keluhan-keluhan selam menarke maupun lamanya hari menarke.
Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan
mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dammengeluh perutnya terasa begah. Tetapi
beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi
nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur
(Brunner, 1996).
Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah
pestrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan
progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi,selam
siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja
wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik.
Status gizi dikatakan baik, apabila nutrisi yang diperlukan baik protein,
lemak, karbohidrat, mineral, maupun air digunakan oleh tubuh secara keseluruhan
(Krummel, 1996)
Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi
pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi
reproduksi. Hal ini dapat berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik
bila asupan nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status gizi terhadap
terjadinya menarke belum ada yang melakukan penelitian. Sebagai bahan
perbandingan dibawah ini akan diuraikan tentang asupan energi total dan
keragaman komponene diet.
Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi
peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folekuler.
Peningkatan konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra penambahan 87-500
Kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek penekanan atau
penurunanterhadap nafsu makan (Krummel,1996). Identifikasi jenis nutrisi yang
dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan data yang pasti.
Ada yang berpendapat karbohidat merupakan sumber asupan kalori selama fase
luteal, yang lain berp[endapat bahwa konsumsi softdrink yang mengandung
gula cenderung meningkat selama fase luteal. Selain itu juga ada yang
berpendapat bahwa asupan lemak dan protein akan meningkat pada fase luteal.
Dengan demikian selama fase luteal terjadi peningkatan asupan makanan atau
energi (Krummel, 1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang
baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbah karena sangat dibutuhkan pada
saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal yang
terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya
akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.
II.3
MENSTRUASI
Komposisi diet baik secara kuantitatif maupun kualittatif,
dianggap memengaruhi siklus menstruasi dan penempilan reproduksi. Tetapi timbul
pertanyaan seberapa sering faktor diet dipandang sebagai penyebab timbulnya
amenore, masih jarang penelitian yang menggunakan diet sebagai metoda
perlakuan, dan uraiannya sering tidak lengkap atau tumpang tindih. Siklus
menstruasi dipengaruhi bukan saja oleh diet vegetarian tetapi diet yang
bervariasi dalm hal lemak, serat dan nutrien lainnya (Krummel, 1996).
II.4 DIET VEGETARIAN
Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon seks telah
diteliti, 9 orang vegetarian diberi diet yang mengandung daging, ternyata fase
folekuler memanjang, rata-rata 4.2 hari juga FSH meningkat, E2
menurun secara signifikan. Sebaliknya 16 orang diet biasa beralih ke diet yang
kurang daging selama dua bulan mengalami pemendekan fase folikuler, rata-rata
3.8 hari, mengalami penurunan frekuensi puncak LH dan peningkatan kadar LH.
Setelah mengalami dua kalinjeksi LHRH, terjadi hubungan antara diet dengan
fungsi menstruasi. Pada wanita yang mengkonsumsi diet vegetarian terjadi
peningkatan frekuansi gangguan siklus menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan
menstruasi 26.5% pada vegetarian dan 4.9% pada nonvegetarian.
II. 5 DIET RENDAH LEMAK
Hasil penelitian pada diet rendah lemak dibanding tinggi
lemak, ternyata pada diet tinggi lemak tidak memberikan perbedaan kadar hormon
dalam plasma dan urin, kesimpulannya tidak mempunyai pengaruh pada kadar hormon
seks. Sedangkan pada diet rendah lemak akan menyebabkan tiga efek utama, yaitu
panjang siklus menstruasi meningkat rata-rata 1.3 hari, lamanya waktu
menstruasi meningkat rata-rata 0.5 hari, dan fase folekuler meningkat rata-rata
0.9 hari. Dengan demikian maka bagi wanita yang bukan vegetarian bila berubah
ke diet rendah lemak akan memperpanjang siklus menstruasi sebagai akibat dari
memanjangnya fase menstruasi dan fase folikuler.
Sindrom premenstrual adalah kombinasi gejala yang terjadi
sebelum haid dan menghilang setelah haid keluar. Gejala utama meliputi sakt
kepala, letih, sakit pinggang, pembesaran dan sakit pada payudara dan perasaan
begah pada perut. Tindakan yang dilakukan untuk menangani kasus sindrom
premenstrual adalh menganjurkan perubahan diet selain menambah suplemen
nutrisi, walaupun tidak secara khusus jenis nutrisisnya apa. Secara umum
anjuran diet meliputi pembatasan, gula, garam, daging, lemak hewani, alkohol,
kopi, dan rokok. Sedangkan yang perlu ditambah komsumsinya adalah jenis ikan,
unggas, roti, kacang-kacangan, karbohidrat kompleks, sayuran daun hijau dan
sereal (Krummel, 1996).
Kebanyakan
klien sindrome premenstrual mengkonsumsi susu dan produknya sebanyak lima kali
lipat untuk gula halus. Denan mengkonsumsi rendah lemak, dan tinggi karbohidrat
akan mengurangi pembengkakan payudara. Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat
dan rendah protein dapat memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman, hal
ini berhubungan dengan pembentukan seretonin di dalam otak.
II.6 GIZI SEIMBANG MASA MENARCHE
Untuk pertumbuhan yang normal, tubuh memerlukan nutrisi yang
memadai, kecukupan energi, protein, lemak, dan suplai semua nutrient
esensial yang menjadi basis pertumbuhan (Suandi, 2004). Kebiasaan makan
yang diperoleh selama remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan
selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut (Arisman, 2004).
Agar menarche tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya
remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang sehingga status gizinya
baik. Status gizi dikatakan baik apabila nutrisi yang diperlukan baik protein,
lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin maupun air digunakan oleh tubuh sesuai
dengan kebutuhan (Krummel, 1996 dalam Path 2004).
Asupan
gizi yang dibutuhkan pada remaja:
1.
Asupan energi
Asupan energi untuk remaja putri usia 10-12 tahun adalah
2050 kkal sedangkan usia 13-15 tahun adalah 2350 kkal (Depkes RI, 2005). Energi
dibutuhkan untuk dapat mempertahankan hidup, menunjangpertumbuhan, dan
melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan
protein yang ada di dalam makanan (Almatsier, 2001).
Kandungan energi yang paling tinggi diperoleh dari bahan
makanan yng mengandung karbohidrat. Karbohidrat ini merupakan sumber energi
yang utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara
yang sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dihasilkan oleh satu gram
karbohidrat hanya empat kalori namun bila dibandingkan dengan protein dan
lemak, karbohidrat merupakan sumber energi yang murah. Kejar tumbuh pada remaja
sangat sensitif terhadap energi dan perubahan yang terjadi pada energi. Asupan
energi yang rendah menyebabkan retradasi pertumbuhan, berat badan
rendah, dan semistarvasi (Suandi, 2004).
Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi
mengakibatkan pertambahan berat badan (Arisman, 2004). Hal ini pun akan semakin
diperberat apabila tidak diimbangi dengan aktivitas dan olahraga (Purwati, dkk
1999).
Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi
peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folikuler.
Peningkatan 550 kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen menyebabkan efek
peningkatan dan penurunan terhadap nafsu makan (Krummel, 1996 dalam Path 2004).
Identifikasi jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi
belum didapatkan data yang pasti.
Kategori
asupan energi dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibagi menjadi 3
yaitu:
Kategori
|
Cut
Of Point
|
Baik
|
>80%
|
Sedang
|
≥70-80%
|
Kurang
|
60-69%
|
2.
Asupan lemak
Lemak memegang peran penting sebagai komponen struktural dan
fungsional membran sel dan perkusor senyawa yang meliputi berbagai segi dari
metabolisme. Lemak juga sebagai sumber asam lemak esensial yang diperlukan oleh
pertumbuhan, sebagai sumber suplai energi yang berkadar tinggi, dan sebagai
pengangkut vitamin yang larut dalam lemak (Suandi, 2004).
Perbandingan komposisi energi dari lemak yang dianjurkan
adalah 20-30%, hal tersebut sudah dapat menggambarkan pola makan yang baik
karena jumlah ini sudah dapat memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan
untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak (Hardiansyah, 2004).
Apabila dalam tubuh lemak melebihi dari yang diperlukan
untuk fungsi tubuh yang normal maka akan terjadi penimbunan lemak sehingga
mengakibatkan berat badan lebih dari normal dan hormon yang dibentuk oleh lemak
akan memacu menstruasi datang lebih dini (Soetjiningsih, 1998).
Asupan tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar hormon
steroid, dibuktikan dengan diet rendah lemak akan memperpanjang siklus
menstruasi, lamamya menstruasi, serta memperpanjang fase folikuler (Path,
2004).
3.
Asupan protein
Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolik,
terutama pertumbuhan, perkembangan, dan maintenance merawat jaringan tubuh
(Suandi, 2004). Protein sebagai pemasok energi dapat diberikan dalam jumlah
sedang tetapi sebaiknya 20-25% dari jumlah total kalori (Arisman, 2004).
Kebutuhan puncak protein seimbang dengan asupan
energi, kebutuhan protein lebih erat berhubungan ke model pertumbuhan
dibandingkan ke usia kronologis. Kebutuhan protein sehari yang direkomendasikan
pada remaja berkisar antara 44-59 gram (Suwandi, 2004). Path (2004) menjelaskan
bahwa asupan protein dan lemak akan meningkat pada fase luteal.
Kategori
asupan protein dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibagi menjadi 3
yaitu:
Kategori
|
Cut
Of Point
|
Baik
|
>80%
|
Sedang
|
≥70-80%
|
Kurang
|
60-69%
|
Sumber:
Roejito (1998)
Asupan protein hewani yang kurang akan memengaruhi penurunan
frekuensi puncak LH dan akan mengalami pemendekan fase folikuler rata-rata 3,8
hari. Hal ini telah diteliti pada 9 orang vegetarian yang diberi diet
mengandung protein hewani (daging) ternyata fase folikuler memanjang dan FSH
pun meningkat (Path, 2004).
4.
Asupan karbohidrat
Sumber energi terbesar tubuh adalah karbohidrat yang menjadi
bagian dari berbagai macam struktur komponen primer diet serat. Karbohidrat
disimpan sebagai glikogen atau diubah menjadi lemak tubuh (Suandi, 2004). Tidak
ada ketentuan tentang karbohidrat sehari untuk manusia namun untuk memelihara
kesehatan komposisi energi dari karbohidrat yang dianjurkan adalah sebesar 60%
(Hardiansyah, 2004).
Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi
darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, sebagian disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk
kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak (Almatsier,
2004). Karbohidrat juga merupakan sumber peningkatan asupan kalori selama fase
luteal pada siklus menstruasi (Krummel, 1996 dalam Path 2004).
II.7 PENGARUH STATUS GIZI PADA
SISTEM REPRODUKSI
Kebutuhan energi dan nutrisi pada remaja dipengarhi oleh
usia reproduksi, tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan
sedikit lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan remaja tersebut.
Remajayang berasal dari sosial ekonomi rendah sumber makanaan adekuat tidak
terpenuhi, dan mempunyai resiko defisisensi zat besi sebelum hamil. Pemberian
tambahan energi diberikan kepada remaja dengan berat badan rendah. Penembahan
energi didapatkan dengan meningkatkan nafsu makan, akan tetapi seorang remaja
sering terlalu memperhatikan penambahan berat badannya. Seorang remaja dapat
mengalami peningkatan resiko defisisensi zat besi, karena kebutuhan yang
meningkat sehubungan dengan pertumbuhan.
Remaja yang anemia dan kurang berat badan lebih banyak melahirkan
bayi BBLR dibandingkan dengan wanita yang usia reproduksinya aman untuk hamil.
Penambahan berat badan yang adekuat lebih sering terjadi pada orang yang ingin
kurus, ingin menyembunyikan kehamilannya, tidak mencukupi sumber makanannya,
dan menggunakan obat-obat terlarang.
II.8 PENGARUH ZAT GIZI PADA
FERTILITASI
Kesuburan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan
dan faktor usia, juga dipengaruhi oleh gizi kedua pasangan, faktor gizi ini
mempunyai peran sangat penting dalam mendukung kesuburan. Kekurangan nutrisi
pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi, hal ini dapat
diketahui apabila seseorang dapat mengalami anoreksia nervosa, maka akan
terlihat perubahan-perubahan hormonal tertentu, yang ditandai dengan penurunan
berat badan yang mencolok. Hal ini terjadi karena gonadotropin dalam serum dan
urin menurun, serta penurunan pola sekresinya. Kejadian tersebut berhubungan
dengan gangguan fungsi hipotalamus.
Pada wanita yang anoreksia kadar hormon steroid mengalami
perubahan yaitu meningkatnya kadar tostesteron serum dan penuerunan ekskresi
17-keto-steroid dalam urin, diantaranya androsteron dan epiandrosteron.
Dampakanya terjadi perubahan siklus ovulasi. Bila anoreksia tidak terlalu berat
dapat diberikan hormon GRH (gonadothropin relating hormone),
karenahormon tersebut dapat mengembalikan siklus haid ke arah normal.
Berhubungan dengan fungsi menstruasi, secara khusus jumlah
wanita yang anovulasi akan meningkat bila berat badannya meningkat. Pada
penelitian ternyata wanita gemuk memiliki risiko tinggi terhadap ovulasi
inertil, dan fungsi ovulasi terganggu, sehingga menjaditidak subur. Keadaan ini
terjadi apabila peningkatan berat badan disebabkan karena asupan gizi yang
berlebihan. Bila siklus berlangsung tanpa ovulasi pada wanita gemuk,
menuinjukkan adanya kelainan pada pengeluaran hormon. Bila kadar SHBG rendah,
akan terjadi peningkatan produksi hormon endrogen baik di ovarium maupun
dikelenjar adrenalin. Kondisi kegemukan berkaitan dengan proses perubahan
androgen menjadi estrogen. Hipotalamus merangsang peningkatan sekresi hormon LH
serta terjadi hiperandrogenisme.
Mekanisme lain adalah gangguan pematangan folikel akibat
peningkatan LH dan kadar testosteron yang rendah. Wanita kegemukan dengan
siklus menstruasi normal kadar testosteronnya lebih rendah dari pada wanita
gemuk yang mengalami amenore. Seberapa gemuk yang akan menyebabkan siklus
anovulasi tidak diketahuui dengan pasti, yang jelas bahwa diet dan berat badan
sangat memengaruhi fungsi menstruasi.
II.9 ZAT GIZI PENDUKUNG FERTILITAS
Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang terpenting
dilakukan adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, sebaiknya
pasangan menghindarimakanan yang terlalu diolah atau mengandung bahan-bahan
tiruan, diantaranya keju olahan, daging olahan. Makanan beku, makanan kalengan.
Bila membeli buah-buahan jangan yang kaleng atau hanya sirupnya saja. Untuk
sayuran hindarkan sayuran kaleng,kudapan asin, kacang dan minyak
terhidrogenasi, hindari roti putih, jangan terlalu sering minum susu skim
kaleng, jangan mengkonsumsi makanan yang sudah tidak segar lagi. Menurut Neil
(2001) untuk menambah kesuburan sebaiknya pilih makanan seperti berikut: daging
dan alternatifnya (ikan telur dan kacang-kacangan), buah dan sayuran (buah,
sayuran mentah makanan segar, jus buah/sayuran, buah kering), dan rotidan
sereal yang tidak banyak diolah (roti, bubur, makanan kering, biji-bijian,
gandum, spageti dan beras merah), susu dan hasil olahan susu (susu, yoghurt,
keju).
Pilih
makanan yang belum disuling: nasi, roti, sereal dan kripsi biji-bijian,
makanlah makanan segar sepeti susu dan sayuran, baik yang mentah atau
yang telah dimasak. Telur adalah sumber protein terbaik dan juga mengandung
berbagai macam gizi, karena diperlukan untuk pembuahan.kacang-kacangan dan
biji-bijian dari tanaman juga sangat bergizi, kacang polong. Ikan dikonsumsi
sesekali seminggu. Untuk daging bervariasi, sayuran dan buah merupakan sumber
vitamin dan mineral yang sangat baik. Memasak lebih baik dikukus, pengaturan
gizi ini dilakukan sejak wanita berusia 19 tahun sampai 26 tahun.
II.10 FAKTOR- FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STATUS GIZI
Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan
UNICEF dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan
dan timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak
langsung, akar masalah, dan pokok masalah. Berdasarkan Soekiman dalam materi
Aksi Pangan dan Gizi Nasional (Depkes, 2000), penyebab kurang gizi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
- Penyebab langsung, yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang bai tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurag gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
- Penyebab tidak langsung, yaitu ketahanan pangan di keluarga,pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk memeuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan anak adalah kemempuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik,mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air bersih dan pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh keluarga.
Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat
pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan,
pengetahuan, dan keterampilan keluarga terdapat kemungkinan makin baik tingkat
ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan anak dan keluarga makin
banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan keluarga juga terkait
dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli keluarga, serta
pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
BAB
III
PENUTUP
III.1
KESIMPULAN
Status gizi remaja wanita sangat
memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia terjadinya menarke, adanya
keluhan-keluhan selama menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis
wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri,
kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi beberapa remaja
keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan.
Hormon yang berpengaruh terhadap
terjadinya menarke adalah estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur
siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat
mengurangi kontraksi,selama siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan
keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang, sehingga status gizinya baik.
Sindrom premenstrual adalah
kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang setelah haid keluar.
Gejala utama meliputi sakt kepala, letih, sakit pinggang, pembesaran dan sakit
pada payudara dan perasaan begah pada perut.
III.2
SARAN
Sebagai
seorang wanita yang menjelang menarche sebaiknya dapat menjaga gizi di dalam
makanan. Agar pada saat mengalami menarche tidak mengalami gangguan dalam menstruasi.
Apabila mengalami gangguan menstruasi sebaiknya langsung memeriksakan diri
kepada tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan.
Kepada tenaga kesehatan terutama
bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang gizi yang dibutuhkan
selama masa menarche, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal pada
setiap remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi:
Paath,
Erna Francin, dkk. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Rihama